Ada dua hal yang kita perlu perhatikan untuk menganalisis
fenomena ini, yaitu saat semut jatuh dan saat semut mendarat. Ketika jatuh,
semut mengalami dua gaya yaitu gaya gravitasi yang mempercepat jatuhnya semut
dan gaya hambat udara yang menghambat gerakan semut. Gaya hambat udara sangat
tergantung pada luas permukaan benda yang jatuh. Misalnya, sehelai kertas yang
dijatuhkan pada posisi mendatar mendapat gaya ke atas lebih besar dari kertas
yang digumpalkan. Untuk melihat apakah gaya ke atas yang dialami semut itu
lebih besar atau lebih kecil dari gaya gravitasi, kita perhatikan gerakan semut
saat jatuh. Kalau semut terlihat bergerak dipercepat ke bawah, artinya gaya
gravitasi lebih besar. Di sini kemungkinan semut mati lebih besar. Tetapi kalau
semut terlihat turun lambat sekali, artinya gaya hambat udara hampir sama
dengan gaya gravitasi, sehingga kemungkinan semut bertahan hidup lebih besar.
Hal kedua yang dapat mempengaruhi apakah semut akan mati atau tidak adalah
ketika semut mendarat. Kaki semut dapat ditekuk seperti pegas. Ketika mendarat,
semut akan memanfaatkan kakinya untuk meredam kecepatannya, sehingga semut
dapat mendarat dengan mulus. Berat semut yang tidak terlalu besar dapat ditahan
oleh kakinya. Hal ini memberi peluang hidup semut lebih besar.
Semut jatuh dari Lantai 20
11:01 AM |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






4 komentar:
hha.
bgeitulah hidup terasa melelahkan..
jalani apa yang ada sajalah..
:D
cak ke.iyaan (lagi)
hkhkhkkh
jihahaha
cak ny harus lbh byk neh yg buat blog
io,
madak ke kito2 ni la yg koment..
dian....
kangen ...
kirpitiew :D
meoww
yo oyyy
Posting Komentar